Sebuah mumi dari zaman Mesir Kuno ditemukan meninggal gara-gara sakit gigi. Dari hasil penyelidikan diketahui bahwa sekitar 2.100 tahun yang lalu, mumi tersebut dulunya adalah seorang pemuda yang tinggal di Thebes. Ia diduga meninggal akibat infeksi yang berasal dari gigi berlubang.
Dengan menggunakan CT scan, para peneliti yang dipimpin Andrew Wade dari University of Western Ontario berupaya merekonstruksi mayat pemuda yang usianya diperkirakan sekitar 20 - 30 tahun ini. Hasilnya menemukan bahwa hampir seluruh gigi pemuda ini berlubang. Akibatnya, ia akan merasakan rasa nyeri yang tak terkira.
Di zaman Mesir kuno, ilmu kedokteran gigi sudah ada walaupun tidak secanggih sekarang. Bukti sejarah telah menemukan bahwa manusia di zaman batu menggunakan lilin lebah untuk menambal gigi. Dokter gigi sendiri sangat dibutuhkan di Mesir karena gandum kasar yang diproduksi dapat membuat gigi aus dan menimbulkan banyak penyakit.
Sayangnya, masalah yang dialami pemuda ini adalah masalah yang luar biasa bagi dokter gigi di masa itu. Bahkan di zaman sekarang dengan perkembangan teknologi dan teknik pengobatan terbaru pun, kerusakan gigi yang dialami pemuda ini dapat mengakibatkan risiko kesehatan yang serius.
Spesialis gigi waktu itu mencoba melakukan berbagai upaya untuk meringankan penderitaan pasiennya. Artikel yang dilansir Medical Daily, Kamis (10/10/2012) menjelaskan bahwa spesialis gigi nampaknya mencelupkan sepotong kain ke dalam cairan seperti jus ara atau minyak cedar untuk membuat lapisan yang melindungi seluruh permukaan gigi.
Cara ini diharapkan dapat menghalangi partikel makanan agar tidak mengenai rongga yang dapat menyebabkan rasa nyeri. Mungkin cara ini bisa meredakan rasa nyeri si pemuda. Tapi selang beberapa minggu kemudian, si pemuda meninggal akibat infeksi yang ditimbulkan dari sakit giginya.
Dalam laporan yang dimuat International Journal of Paleopathology, para peneliti menjelaskan bahwa teknik ini merupakan contoh awal metode pelapisan gigi. Saat ini, teknik yang lebih modern akan dilakukan untuk mengobati sumber penyakit, tidak hanya sekedar melapisi gigi pasien.
0 comments:
Post a Comment