Monday, October 15, 2012

Saudara Kembarku

Pada awal tahun 70an informasi mengenai sex sangat sulit di dapat. Pada saat itu belum ada internet, majalah yang berisi gambar telanjang juga sangat langka dan mahal. Aku mulai merasa ada dorongan untuk mencari gambar-gambar telanjang atau masalah sex setelah melihat majalah National Geography yang memuat suku primitif yang masih telanjang. Melihat itu saja rasanya sudah luar biasa merangsangnya. Aku pada saat itu baru berumur 12 tahun.
Aku tidak mempunyai kakak. Adikku juga cuma satu yaitu saudara kembarku yang perempuan. Kami memang kembar cowok-cewek.
Aku dan adikku Kathy sangat akrab. Kami menempati kamar yang terpisah yang dihubungkan dengan kamar mandi yang bisa kami akses dari kamar kami masing-masing.
Aku dan Kathy selalu berbagi mengenai apa pun, bahkan kami tidak mau mengenakan baju yang berbeda motifnya meskipun dia cewek dan aku cowok. Kami selalu berbagi cerita mengenai banyak hal, sehingga hampir tidak ada rahasia diantara kami.
Suatu hari aku mendengar Kathy menangis di kamar mandi. Aku mendengar dari kamarku. Aku tergerak untuk mengetahui, ada apa dengan adikku sampai dia menangis sendiri di kamar mandi. Kubuka pintu kamar mandi dari kamarku yang kebetulan tidak terkunci. Padahal biasanya Kathy selalu menguncinya jika dia sedang berada di kamar mandi. Mungkin kali ini dia lupa. Sambil melongokkan kepala ke dalam kamar mandi, kutanyakan, kenapa dia menangis.
Kathy sambil duduk di toilet menutup kedua tangannya ke muka. Celananya dia pelorotkan sampai ke mata kakinya. Tapi aku tidak melihatnya telanjang karena dasternya masih menutupi sebagian pahanya.
Kathy rupanya merasa takut karena dia tidak merasa ngompol, tetapi dia mendapati celananya basah dan ada sedikit darah. Dia takut karena sudah sebesar itu mengompol dalam tidurnya. Dia takut nanti akan dimarahi ibu.
Tergerak untuk mengetahui lebih jauh aku ikut masuk ke kamar mandi dan melihat celana Kathy. Celananya memang agak basah di bagian bawah dan ada sedikit darah. Tapi anehnya celana itu tidak basah seperti kena kencing. Secara refleks aku mencium bau di celananya dengan mendekatkan hidungku ke bagian yang basah itu. Baunya tidak pesing seperti pipis, tapi rada aneh. Yang membuatku juga merasa aneh, seketika setelah aku menghidup bau aneh itu, penisku menegang.
Kathy masih tersengguk-sengguk dan mengatakan bahwa dia tidak merasa ngompol, tetapi kenapa ketika bangun tidur tadi terasa celananya basah.
Aku mengatakan, mungkin ada sesuatu penyakit yang menyebabkan Kathy kencing dan ada darahnya tapi dia sendiri tidak merasa. Aku mengingat ibuku pernah bercerita bahwa Pak Robert selalu mengenakan pembalut, karena dia tidak merasa kalau buang air kecil. Kata ibu dia menderita satu penyakit yang menyebabkan dia tidak bisa menahan jika ingin kencing.
Karena itu aku katakan kepada Kathy, apakah mungkin kathy yang masih kecil gini kena penyakit seperti pak Robert. Kathy makin takut dan air matanya makin deras mengalir. “ Jadi gimana dong,” kata Kathy.
Aku dengan enteng saja mengatakan ya harus periksa ke dokter.
Mendengar kata dokter Kathy makin ketakutan. Untuk sekedar mengurangi ketakutannya, tiba-tiba tanpa terpikir sebelumnya aku mengemukakan inisiatif untuk kuperiksa, untuk mengetahui mungkin-mungkin bisa terlihat penyakitnya.
“Aku nggak mau Kevin, kamu emang udah gila apa, melihat memekku, aku malu tau, “ kata Kathy rada ngotot.
“ Ya sudah periksa saja ke dokter. Nanti setelah dokter periksa, maka dia akan memberi tahu penyakitmu ke ibu, kamu sendiri gak mungkin dikasi tahu ,” kataku.
Wajah Kathy makin takut. Perkataanku tadi mempengaruhi pikirannya juga, sehingga dia membayangkan akan mendapat masalah jika sampai ibu tahu.
Aku mengatakan kepada Kathy bahwa selama ini diantara kita tidak ada rahasia, bahkan rahasia kita berdua selalu dijaga sehingga tidak pernah sampai ke orang lain, termasuk ke kedua orang tua.
Mendengar itu Kathy melemah dan akhirnya dia mau aku periksa. Dia mengingatkan bahwa aku hanya boleh melihat tetapi tidak boleh menyentuh.
Aku setuju. Kathy membuka kakinya lebar-lebar sehingga kemaluannya yang mencembung terpampang jelas. Aku baru sekali ini melihat kemaluan Kathy setelah kami tumbuh agak besar. Dulu aku sudah melihatnya juga tetapi ketika kami sama-sama masih belum sekolah aku tidak pernah lagi melihat Kathy telanjang.
Kemaluannya tertutup rapat sehingga aku tidak bisa melihat apa-apa dibalik lipatan itu. Kathy kuminta membuka dan melebarkan kedua lipatan itu agar aku bisa melihat bagian dalamnya. Mungkin bagian dalamnya ada luka. Kalau terlihat aku bisa membantu memberi obat. Itulah yang ada dalam pikiranku.
Ketika Kathy melebarkan lipatannya sehingga terlihat rongga kemaluannya aku melihat rongga itu basah dan ada sedikit darah pula. Tapi aku tidak melihat ada bagian yang luka atau melepuh.
Aku jadi teringat bahwa Kathy mungkin mendapatkan haid.
Kukatakan kepadanya bahwa tidak ada yang luka di dalam, kujelaskan pula bahwa dia mungkin mendapat haid.
Kathy lalu bertanya, emang kamu tau apa tentang haid.
“ Ya perempuan akan mendapat haid setiap bulan, dan itu artinya perempuan itu sudah siap untuk mengandung anak,” kataku.
“Mengandung anak bagaimana, “ tanya Kathy heran.
“ Ya kalau kemaluan laki-laki dimasukkan ke dalam lubang perempuan dan mani laki laki bertemu dengan telur perempuan maka akan menjadi anak,” kataku.
“Ah aku tidak mau bertelur, manusia tidak ada yang bertelur kayak ayam,” kata Kathy protes.
“Perempuan mempunyai telur, tetapi tidak ada kulitnya dan itu tidak dikeluarkan, seperti ayam,” kataku.
Dari bawah kami mendengar ibu berteriak, “bangun-bangun udah siang,”
Aku langsung kaget dan Kathy meninggalkan celananya lalu keluar kamar mandi. Aku meneruskan mandi. Kudengar ibu naik tangga dan membuka kamar Kathy. “ O sudah bangun, yang dikamar mandi Kevin,” kata ibu.
“Iya bu,” jawabku berteriak.
Selesai mandi aku membawa celana Kathy dan kumasukkan ke dalam tas. Aku akan menanyakan masalah Kathy ke sahabatku yang lebih banyak tahu mengenai sex. Selain itu aku suka dengan bau celana dalam Kathy. Bau itu begitu kuat sehingga jika aku membuka tasku, segera tercium bau anunya Kathy.
Di sekolah pada saat istirahat aku menarik sahabatku Rio, Kutunjukkan celana dalam Kathy. Rio tertawa dan menunjuk celana dalam Kathy ada rambutnya. “ Woi ada jembutnya,” kata Rio lirih.
Kami berdua lalu berdiskusi. Rio membenarkan bahwa Kathy sudah mulai mendapat haid dan artinya sudah siap dibuahi. Pembuahan dilakukan dengan memasukkan barangnya laki-laki ke dalam lubang kemaluan perempuan. Untuk mengeluarkan sperma, maka barang laki-laki harus digerakkan maju mundur di dalam rongga kemaluan perempuan, sampai akhirnya barang laki-laki mengeluarkan cairan mani. Cairan mani itu akan membuahi telur yang ada di dalam kemaluan perempuan. Tapi tidak setiap kali barang laki-laki dimasukkan bisa membuahi telur. Kalau beruntung kata Rio baru mani laki-laki bisa membuahi telur perempuan. Aku puas dengan penjelasan Rio.
Biasanya aku pulang bareng Kathy, kali ini karena ada latihan basket aku pulang lebih lambat dari Kathy.
Sesampai di rumah aku langsung menyerbu makanan, karena lapar. Mandi adalah giliran berikutnya karena badanku terasa lengket. Selesai mandi aku bukan keluar ke kamarku tetapi, membuka pintu yang menuju kamar Kathy.
Di situ ada Pamela, teman sekelas Kathy. Pamela tersenyum-senyum melihatku. Kami memang akrab karena sering main bersama, baik di rumahku maupun di rumah Pamela.
Pamela langsung mengejekku bahwa aku tadi pagi melihat kemaluan Kathy. Aku merasa tidak ada yang salah, toh Kathy saudaraku, dan kami masih anak-anak.
Aku lalu menceritakan apa yang kudapat dari Rio tadi disekolah mengenai penis dimasukkan ke memek. Pamela menyambung, karena rupanya dia tahu juga mengenai itu. Pamela malah menambahkan bahwa memek akan merasa enak jika dimasuki penis laki-laki. Laki-laki juga merasakan enak.
“Kamu tau dari mana,” tanyaku ke Pamela.
“ Kakakku Yenni yang cerita, dia sering melakukan dengan pacarnya. Yenni kakak Pamela beda usia 5 tahun.
Yenni juga mengajarkan ke Pamela bahwa menggosok-gosok memek akan menimbulkan rasa yang nyaman sekali.
Kathy tidak percaya sehingga dia bertanya, menggesek-gesek gimana dan enak gimana, tanyanya ke Pamela.
Pamela lalu bertanya ke Kathy, mengenai apakah pernah merasa sesuatu yang geli di bagian memek jika tersentuh ketika cebok setelah kencing. Kathy mengangguk, dan mengatakan rasanya geli-geli aneh.
Pamela mengatakan bagian itulah yang digesek terus sampai rasanya makin lama makin nikmat dan akhirnya mencapai puncaknya. Jika sudah sampai puncak rasanya seperti pingsan karena nikmatnya, kata Pamela.
Kathy penasaran dengan cerita Pamela. Karena penasaran Kathy ingin melihat, bagaimana cara Pamela melakukannya.
Mulanya Pamela keberatan, karena ada aku dikamar. Tapi Kathy membelaku dengan mengatakan bahwa aku sudah melihat kemaluan Kathy dan Pamela adalah sahabat dekat Kathy. Jadi sebagai sahabat yang sama rasa-sama suka Pamela tidak perlu malu.
Pembelaan Kathy cukup ampuh mengubah pendirian Pamela, sehingga dia membuka celana dalamnya dan menarik roknya keatas. Memeknya seperti punya Kathy juga tetapi jembutnya agak lebih banyak.
Kathy minta Pamela menunjukkan bagian mana yang terasa enak kalau disentuh. Pamela tidur telentang sambil mengangkangkan kakinya , jari tengah tangan kanannya menyentuh ujung lipatan memek di bagian atas. “ Coba kamu sentuh,” pinta Pamela meminta Kathy.
Katty menyentuhkan jarinya dan mengatakan ada yang terasa agak keras seperti tulang. Dia bertanya apakah aku juga punya seperti itu. Pamela mengatakan semua perempuan tentu punya. Aku penasaran dan diam-diam menarik tangan Katty dan menggantikan dengan tanganku. Memang terasa ada yang agak keras di dalam lipatan memek Pamela. Aku penasaran lalu jariku kugerak-gerakkan. Pamela melonjak seperti orang kaget. Aku pun jadi terkejut, karena mengira Pamela merasa sakit.
“Gila enak banget, itu tadi Kevin yang ngobel ya, “ kata Pamela.
“Nah sekarang giliran mu Katt,” kata Pamela.
Katty segera membuka celana dalamnya dan mengangkat roknya tinggi. Dia tidur telentang dan mengangkang di samping Pamela. Pamela bangun dan tangannya langsung menguak bibir kemaluan Kathy. Terlihat tonjolan daging kecil di atas memek Katty. Pamela menunjukkan itulah bagian yang harus disentuh agar merasakan nikmat.
Aku menyentuh bagian itu, Katty seperti kaget karena gerakannya seperti menggelinjang. Pamela mengarahkan agar aku terus menggelitik bagian itu. Katty terus bergerak-gerak karena aku gelitik tonjolan dagingnya yang terasa makin mengeras. Jariku lama-lama pegel juga sehingga aku berhenti. Tanganku ditarik Katty agar aku melanjutkan menggelitik memeknya. Aku turuti kemauannya dan tidak lama kemudian Katty melenguh panjang dan kedua kakinya menjepit tanganku. Jariku merasa memeknya berkedut-kedut.
“Gila enaknya luar biasa banget, aku belum pernah merasakan nikmat kayak gini rasanya seperti mau pingsan,” kata Katty.
Pamela mengatakan, sentuhan akan lebih nikmat jika dengan lidah. Tapi Pamela belum pernah merasakan memeknya di sentuh dengan lidah. Pamela minta aku menjilati bagian yang dia tunjuk dengan lidahku. Aku pada dasarnya menyukai bau yang keluar dari memek mereka, sehingga aku tidak keberatan atas permintaan Pamela.
Aku tiarap diantara kedua kaki Pamela dan lidahku kujulurkan ke bagian yang diinginkan Pamela. Dia terlonjak ketika lidahku mengenai sasaran. Pamela bergerak-gerak terus menerima jilatan lidahku. Sehingga aku jadi agak sulit mengarahkan jilatanku ke sasaran yang diinginkan Pamela. Aku bekapkan mulutku ke memek Pamela dan lidahku terus menekan sasaran yang diinginkannya. Pamela melenguh-lenguh sambil terus melonjak-lonjak sampai akhirnya dia berteriak sambil menutup mulutnya dengan bantal. Kakinya menjepit kepalaku dan dia minta aku menghentikan jilatanku, karena terasa linu banget. Mulutku yang masih membekap memeknya merasakan kedutan berkali-kali di memek Pamela.
Setelah beberapa saat kakinya direnggangkan sehingga aku bisa menarik kepala ku untuk menarik napas. Tadi aku kesulitan bernafas karena dibekap oleh memek Pamela.
Pamela mengatakan, nikmatnya luar biasa bahkan lebih nikmat dari pada dilakukan dengan jari. “ Kamu harus coba Katt,” kata Pamela.
Sementara itu penisku dari tadi sudah mengeras sejak melihat kedua memek mereka. Aku penasaran ingin juga melihat tetek kedua mereka. Aku meminta mereka membuka semua bajunya agar aku bisa melihat tetek mereka juga. Pamela dan Katty rupanya tidak keberatan dan mereka langsung bertelanjang dan duduk di kasur.
Tetek mereka masih baru tumbuh dengan pentil yang masih kecil. Tetapi daging di sekeliling pentil itu seperti membengkak. Aku penasaran ingin merabanya. Pertama-tama aku meraba tetek Katty. Terasa empuk dan menggairahkan. Aku pilin-pilin pentilnya kiri dan kanan. Setelah itu aku juga ingin meremas tetek Pamela, yang kelihatannya ukurannya lebih besar dikit dari Katty. Memang ketika kucengkeram terasa teteknya lebih gemuk dan pentilnya agak keras. Aku memelintir pentil Pamela kiri dan kanan.
Pamela protes, karena mereka telanjang sementara aku masih pakai baju lengkap. Mereka membukai kaus dan celanaku. Penisku yang sejak tadi sudah menegang langsung mengacung bebas ketika celana dalamnya dilepas.
“Ih lucu ya bentuknya kayak sosis,” kata Pamela .
Katty menyetuh penisku diikuti Pamela menimang-nimang kantung zakarku. Dia mengatakan kulit kantong zakarku lembut dan aneh rasanya. Aku kurang memperhatikan celotehan mereka karena merasakan sentuhan mereka berdua terasa nikmat sekali. Aku merasa akan ejakulasi ketika mereka terus-menerus meremas kemaluanku.
Karena sudah tidak tertahan lagi nikmatnya maka ejakulasiku kulepaskan sehingga muncrat kelantai.
Pam mengingatkan kepada katty agar tidak menyentuh air maniku di lantai. Pam mengatakan bila seorang gadis menyentuh mani, dia bisa jadi hamil. Tapi Katty tidak mengabaikan peringatan Pam dia menyolek air maniku. “ Kayak ingus, tapi baunya aneh,” kata Kattty.
Tiga minggu setelah itu Pam datang lagi ke rumah. Selama 3 minggu terakhir aku sering melakukan masturbasi bersama Kathy di tempat tidur di kamar Kathy. Biasanya kami jatuh tertidur sama-sama. Ketika dini hari aku biasanya terbangun karena tersesak kencing. Setelah itu aku kembali ke kamarku sendiri.
Pamela datang dengan membawa buku. Katanya buku itu mengenai sex. Aku dan Kathy tidak sabar. Pam menceritakan isi buku itu sambil menunjukkan gambar. Meskipun gambarnya bukan foto, tetapi ilsustrasinya amat merangsangku. Pamela menceritakan, bahwa selain laki-laki menjilat kemaluan wanita, wanita pun dapat menghisap kemaluan laki-laki. Jika air maninya keluar dan tertelan, kata Pam itu tidak menyebabkan hamil. Di buku itu disarankan wanita untuk menelan semua mani dari laki-laki, karena akan menambah kesehatan dan kecantikan wanita.
Pam mengaku penasaran ingin mencoba. Aku disuruh membuka celanaku. Penisku langsung sudah tegang sejak tadi melihat ilustrasi di buku. Pam menyuruhku mencuci bersih penisku dengan sabun.
Aku disuruh telentang dengan penis tegak. Pam mulai menjilati ujung penisku. Aku mulanya merasa geli dan agak ngilu. Namun ada rasa nikmat yang membakar dalam diriku. Pam mencoba memasukkan kepala penisku dimulutnya. Dia menghisap penisku kuat-kuat. Aku merasa sesuatu yang nikmat dan aneh. Rasanya bagaikan maniku berusaha disedot paksa. Pam memasukkan penisku lebih jauh ke mulutnya sehingga penisku hampir tenggelam. Dia mainkan penisku dengan memaju mundurkan mulutnya di batang penis. Katty menanyakan ke Pam, apa yang dia rasakan. Katty ingin mencobanya. Pam melepas penisku, katty mengambil posisi untuk menyedot penisku. Dia mengikuti apa yang dilakukan Pamela. Aku merasakan luar biasa nikmat ketika Katty mengulum dan memaju mundurkan kepalanya sambil sekali-kali menyedotnya dengan kuat. Pam minta Katty untuk bergantian. Pam langsung mengulum dan aku merasa ejakulasi sudah diujung penis. Tanpa mampu untuk memberi tahu Pam aku langsung menembakkan maniku ke tenggorokan Pam. Dia terkejut dan sempat sersedak. Pam lalu berusaha menelan maniku. Tapi maniku terlalu banyak sehingga dia akhirnya mencabut mulutnya dari penisku. Lelehan mani di sekitar mulutnya dilapkan. Katty penasaran, menanyakan bagaimana rasanya. Pamela menganguk-angguk lalu dia katakan , sedap. Katty penasaran dia mengulum penisku yang baru berejakulasi untuk menampung sisa mani yang meleleh. Di dalam mulutnya dia menjilati batang penisku dan ujung penisku. Aku merasakan geli dan ngilu yang luar biasa, Untuk menahannya kutarik bantal dan kugigit sambil berteriak tertahan. Tapi aku tidak mampu menahan geli yang luar biasa itu sehingga kepala Katty kuangkat dari penisku. Katty heran, dan aku katakan bahwa penisku terasa sangat ngilu.
Mereka berdua berdiskusi mengenai rasa air maniku. Kata mereka nyaris tidak ada rasanya, tetapi baunya rada aneh, kayak cairan pemutih pakaian .
Aku tergeletak tak berdaya dan penisku pelan-pelan menyusut.
Tidak terasa aku tertidur sekitar 15 menit. Ketika bangun kulihat mereka berdua sedang menelusuri buku yang dibawa Pam. Mereka mendapat pengetahuan baru, yaitu memek akan terasa lebih nikmat ketika dijilat lubang memeknya dicolok pakai jari. Jari tangan yang tengah dimasukkan dua ruas saja dan menggelitik dinding bagian atas.
Kenikmatan yang digambarkan dibuku itu membuat kedua gadis belia itu penasaran ingin merasakannya.
Setelah melihat aku bangun Katty dan Pam sudah membuka celana dalam mereka. Aku diminta Katty untuk mencoba apa yang ditulis dalam buku itu. Kedengarannya bagi ku asyik juga, maka aku seera menjilati memek Katty dan memasukkan jari tengahku. Katty agak melonjak karena katanya memeknya agak sakit dimasuki jari. Aku juga merasakan agak susah menyusupkan jariku di dalam lubang memeknya. Aku menjilati terus sampai lubang memek Katty makin banyak cairannya. Jariku ku coba dimasukkan lagi, kali ini relatif lebih mudah. Aku merasa jaringan dalam memek sangat lembut dan agak bergerigi lembut. Di bagian atasnya yang katanya harus digelitik terasa sangat lembut. Jariku menggelitik kesana kemari sambil aku terus menjilat. Cairan makin banyak keluar dari memek Katty bercampur dengan ludahku. Tiba-tiba Katty menjerit seperti orang kesakitan, tetapi jeritannya panjang sekali dan keras. Dia lalu menarik bantal dan menyekap mulutnya sendiri agar lolongannya tidak sampai terdengar keluar kamar. Aku terkejut dan menghentikan aktifitasku. Tangan Katty buru-buru membekap memeknya sendiri. Pantatnya menggelinjang-gelinjang dan katty masih terengah-engah. Aku dan Pam binggung karena pertanyaan kami tidak dijawab Katty. Kelihatannya setelah itu Katty seperti pingsan. Aku menggerak-gerakkan badan Katty sambil memangil namanya. Matanya terbuka dengan pandangan redup. Lalu dia mengucapkan “ enaaaaaaaak banget, lebih enak dari hanya dijilat,” kata Katty.
“Ah kamu nakuti kami saja, kami kira kamu pingsan, “ kata pamela.
Setelah agak reda dan siuman Katty menyerocos bahwa Pamela harus mencoba sensasi itu. Tanpa membuang waktu Pamela minta aku melakukannya. Sebenarnya aku sudah bosan, tetapi Pamela merengek dan menarik kepalaku ke arah memeknya. Aku tidak bisa menolaknya.
Aku menjilati memek Pamela dan jari tengahku kucolokkan ke dalam memeknya. Memeknya terasa berlendir, sehingga jari tanganku lebih mudah dimasukan ke dalam. Dia agak menjingkat karena terasa agak perih, katanya. Tapi dia minta tanganku tetap di dalam memeknya. Aku kembali melakukan gelitikan ke bagian atas dinding dalam memeknya.
Agak lama juga rasanya aku menjilati sambil mencolokkan jariku di dalam memek Pamela. Mungkin karena sudah cape jadi terasa lama. Pamela menekan kepalaku sampai aku kadang-kadang sulit bernafas. Dia kelihatannya kuatir aku berhenti menjilati memeknya.Pamela beteriak agak terputus putus lalu kemudian diam dan tiba-tiba dia melenguh keras dan panjang seperti orang menahan sakit. Pengalamanku tadi terhadap Katty membuat aku tahu bahwa dia mencapai puncak kenikmatan. Jariku yang masih berada di dalam memeknya seperti diremas-remas oleh sekujur dinding memek. Sementara itu tangan Pamela menekan kepalaku ke arah memeknya sekuat-kuatnya, Aku tidak bisa menjilat dan bahkan sulit bernafas. Aku bertahan sebentar, tetapi karena lama-lama sesak juga untuk mengambil udara segar. Akhirnya aku memaksa menarik menjauhkan kepalaku dari memek Pamela. Dia langsung membekap sendiri memeknya sambil bergerak seperti orang kelojotan.
“Aduh nikmatt banget, “kata Pamela.
Katty kulihat tertidur nyenyak dengan memek yang masih terbuka. Pamela kemudian mengeluh matanya susah dibuka karena sangat ngantuk. Sementara itu aku merasakan tegangan yang makin keras. Sulit mengharapkan mereka mengulum penisku sampai aku mgneluarkan mani. Aku akhirnya ke kamar mandi dan beronani disana sampai puas.
Kedua mereka aku selimuti agar kalau ada ibu atau pembantu masuk mereka tidak terlihat telentang dengan memek terbuka.
Aku pun mengantuk karena lelah menjilati dua memek dan baru berejakulasi. Aku tidur di kamarku.
Petualangan sex ku dengan saudara kembar dan Pamela makin sering. Katty bahkan hampir tiap malam memintaku memuaskan nafsu sexnya.
Satu hari Katty mengatakan kepadaku bahwa dia ingin merasakan lubang vaginanya dimasuki oleh penisku. Dia merasa terngiang-ngiang oleh ceritaku dulu bahwa penis bisa dimasukkan ke dalam lubang kemaluan perempuan. Setelah itu Pam bercerita pula bahwa rasa nikmat memek dimasuki penis jauh lebih hebat dibandingkan hanya di jilat dan dicolok dengan jari. Katty pun tahu bahwa akan merasa sakit pada awal penetrasi, tetapi kata Pam seperti yang diceritakan kakaknya, rasa sakit itu akan berubah menjadi rasa nikmat yang luar biasa.
Hasutan Pamela benar-benar merasuki kalbu Katty, sehingga dia mengajakku melakukan permainan baru. Aku sebenarnya juga sudah lama punya keinginan ini, tetapi aku sendiri tidak berani memulainya. Sebabnya aku kuatir mereka akan kesakitan.
Katty sudah telanjang dan tidur telentang. Aku pun sudah bugil dengan penis yang menegang. Aku merangkak di atas tubuh katty sampai penisku tepat diatas kemaluannya. Kupegang penisku dan kuarahkan ke lubang vagina Katty. Susah sekali rasanya menemukan lubang kemaluan Katty. Berkali-kali penisku meleset. Katty kemudian mengambil inisiatif memegang penisku dan menuntunnya ke lubang vagina. Setelah terasa penisku menyumpal ujung vaginanya aku mendorong perlahan-lahan. Katty meringis menahan sakit. Aku tidak tega sehingga berhenti menekannya. Tapi katty menarik pantatku agar aku terus maju. Kuikuti kemauannya sampai dia tidak bisa menahan perihnya di dalam memek. Katty menahanku agar tidak maju lagi. Dia minta aku berhenti. Namun rasa nikmat yang menjalari seluruh batangku membuat aku menjadi tidaksabaran. Ketika Katty lengah aku menekan masuk penisku dengan tenaga ekstra. Penisku berhasil masuk lebih dalam dan Katty menjerit kecil. Air matanya meleleh. Mungkin dia menahan rasa sakit. Penisku terasa terjepit sekali didalam memeknya. Pelan-pelan aku menggerakan penisku maju mundur. Berangsur-angsur penisku mulai lancar bergerak di dalam. Nikmatnya jepitan memek Katty membuat rasa nikmat yang luar biasa membakar sekujur tubuhku.
Aku terus memompa, Katty kelihatannya tidak menampakkan wajah kesakitan, sehingga aku makin bersemangat. Menjelang aku akan meletus, buru-buru kutarik penisku keluar. Spermaku melompat dan meleleh diatas perut Katty.
Menurut Katty rasanya enak, tapi agak sakit. Penisku agak berselaput darah. Kulihat di bibir kemaluan Katty juga ada sedikit darah. Kami membersihkan diri lalu kembali ke kamar kami masing-masing. Beselang 3 hari kami mencoba lagi. Kali ini Katty sudah bisa merasakan nikmatnya berhubungan. Dia sempat mencapai orgasme.
Katty tidak bisa merahasiakan pengalamannya berhubungan sex dengan ku, sehingga suatu hari Pamela muncul di rumah kami dan dia menuntut agar aku melakukannya terhadap dirinya. Aku memerawani Pamela ditonton oleh adikku sendiri yang kemudian dia minta jatah pada ronde keduaku. Sejak itu kami sering main bertiga. Pamela menjadi sering menginap di rumah kami. Tujuannya apa lagi kalau tidak jatah dari ku. Kalau kebetulan rumahnya kosong kami main di rumah Pamela

Artikel Terkait

0 comments:

Post a Comment

MustBhagoezt on
Add Me
Follow Me
Add Me
Langganan Gratis

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | JCPenney Coupons