"ku anggap ayah nekat sekali"
"di namakannya aku Martini"
"padahal aku ini lelaki tulen"
"nama martini membuat repot"
"teman sekolah memanggil Tince"
"dan aku jengkel bercampur marah"
"emangnya pereeekkk....."
song by : Doel Sumbang
= = = = = = = = = = = = = = = = = = =
DUUUAAAR............, gelegar halilintar terdengar cetar membahana di malam yang kurang bersahabat,
Kilau kilatnya membelah langit seakan bersahut-sahutan dari sudut satu ke sudut lainnya.
~

Deras hujan yang turun di sertai angin yang bertiup kencang semakin menambah suasana mencekam seolah olah angin ingin menyapu semua yang ada di atas bumi ini.
======

Tapi di dalam rumah reot berdinding kayu, yang seakan mencoba bertahan dari amukan badai malam, seorang wanita sedang berjuang menyabung nyawa.
~
Dengan di bantu seorang wanita tua dan dengan dorongan semangat sang suami di sampinya wanita tersebut sedang berusaha untuk melahirkan anak pertamanya.
~
"Ayo Ti tinggal sedikit lagi" ,ucap wanita tua yang tidak lain adalah seorang dukun beranak yang di minta membantu persalinan.

"Heeeggghhh........, hah hah hah ,heeeggghhh........, hah hah hah, mas aku g kuat mas" ,erang sukarti mengiba seolah sudah kehabisan tenaga untuk melanjutkan persalinan ini.
~
"Ayo dek ,bertahanlah, tinggal dikit lagi ,kita akan punya buah hati, mas yakin kamu pasti bisa" ,sang suami terus berusaha menyemangati istrinya
"Ayo Ti terus,sedikit lagi, bertahanlah, tinggal setengah lagi,ayo nduk bertahanlah" ,sang dukun yang sering di panggil mbah Ijem ini pun ikut terus menyemangati Sukarti, sambil tangannya sigap menyambut makhluk kecil yang sesaat lagi akan segera keluar sempurna dari "gua garba" Sukarti.

Cprottt......
======
"oek oek oek...." ,tangis kecil pun pecah seolah ingin berlomba dan menantang suara hujan yang semakin deras di luar.
Tangan hangat mbah Ijem yang lembut menyambut dan sigap membersihkan lalu menghangatkan jabang bayi dengan kain yang sudah Ia siapkan dari tadi.
.
"Selamat ya Ti ,No ,anak kalian laki-laki" ,ucap mbah Ijem sambil tersenyum, ikut bahagia dengan kelahiran anak pertama dari pasangan yang sudah menikah 7 tahun ini.
~
"Terima kasih mbah" ,ucap sang Ayah sambil menyeka air mata haru yang tak terasa merembes dari matanya.

Di letakkannya bayi yang sudah di bungkus kain hangat itu di samping ibunya, yang dengan kasih menyambutnya dengan senyum haru.

Seolah semua sakit yang tadi ia rasakan hilang tak bersisa, hilang bersama hujan yang tampak mulai mereda di luar rumah.
"Oek oek oek oek oek......"
= = = = = = = = = = = = = = = = = = =
Yah itulah cerita yang pernah di ceritakan oleh ibuku saat kelahiranku dulu.

Kelahiran anak laki-laki tampan yang sampai sekarang saya klaim masih tetap tampan, saya yakin itu,
~
Seorang laki laki bernama
MARTINI ,yah kalian tidak salah dengar, namaku MARTINI ,kurang jelas....???
MARTINI

= = = = = = = = = = = = = = = = = = =.

Sorak sorai para pelajar terdengar ramai dari dalam sebuah SMU Negeri di sebuah kota kecil di pesisir pantura, setelah pengumuman kelulusan Ujian Nasional di umumkan di mading sekolah.
~
Tawa riang ,senyum bahagia nampak terpancar dari wajah wajah polos para siswa setelah mengetahui bahwa 100% murid di sekolah tersebut lulus.

Tak terkecuali aku,hampir menangis bahagia aku di buatnya, perjuanganku begadang belajar tiap malam di temani nyamuk-nyamuk yang setia mendampingiku ternyata tidak sia-sia.
~

Dan yang paling penting aku bisa membuat ayah dan ibuku bangga dengan kelulusan ini.

"Anakmu lulus ,pak bu , " ,batinku
======

"Woi, Tin .nglamun aja lo ,ayo ikut ndak kau ,kita-kita mau konvoi ni keliling kota" ,ajak Anto sahabat karipku dengan bersemangat.

"Wah,ndak lah To, aku mau pulang aja, mau cepet cepet ngabarin bapak sama ibuk" ,tolakku halus.
~
Sementara di sekelilingku anak anak lain sudah heboh bercorat coret ria, seragam mereka sudah berwarna-warni seperti permen lolli pop.

Bau semprotan cat pylox kuat terhirup di udara, tiba-tiba
Ssssstttt....................
Sebuah semprotan cat dari arah belakang tepat mendarat di rambutku lalu turun ke baju seragamku menarikan semburan-semburan cat ke seragamku yang sebelumnya masih bersih, seolah olah badanku ini adalah tembok untuk menggambar gravity.

~
"Woi ,woi ,woi ,stop stop " ,ucapku menirukan suara Pak Pol yang sedang menilang pengendara motor
,
"Hahaha....,siapa suruh yang lain pada coret coretan,eh ini masih bersih aja" ,ku kenali suara itu,"Yanti"
,
"Weh, lha gimana sih ti kamu Ti nyemprot g bilang bilang, kalau kena mata gimana, kan bahaya" ,ucapku sambil membalik badan,menghadap pada pelaku.
~
Tersangka pun hanya tertawa cekikikan ,seperti kuntilanak kesurupan.

Anto juga ikut tertawa melihat rambutku sudah kuning membara layaknya aku ini Klan dari Super Saiya
~
"Haha, kalau kena mata paling buta, tenang ntar tak ganti sama mata kambing bapakku, hihihi" ,jawabnya asal.

"Wo,dasar wong wadon gendheng,sableng " ,ucapku ketus
,
Sekilas tentang Yanti,dia ini juga teman sekelasku,tapi Yanti ini agak lebih gila jika di bandingkan sama cewek cewek lainnya.

Walau cewek tapi tingkahnya ugal-ugalan.kadang suka bolos atau pulang duluan sebelum jam pulang sekolah.
,
Saat pelajaranpun juga kadang jarang memperhatikan dan malah bercanda dengan temannya.

Tapi anehnya dia ini lumayan cerdas di kelasku, tapi ya sama saja kalau absensinya jeblok dan tingkahnya sakkarepe dewe.
,
Entah gimana anak kaya gini bisa lulus tanpa masalah.

Memang dia anak wakil kepala sekolah di sekolah ini, tapi entah itu ada hubungannya atau tidak, aku malas menanyakannya pada rumput yang bergoyang Harlem Shake
= = = = = = = = = = = = = = = = = = =

Wajah cantiknya, serta tubuh semoknya, serta payudara besarnya membuat para siswa laki-laki suka ngiler dan menelan ludah bila melihatnya.

Tapi bila melihat sifatnya rasanya gak mungkin ada yang berani macam-macam sama dia di sekolah ini, minimal kena gampar lah atau maksimal kena lempar bata merah atau malah banned (loh...???)
,

Sering dia gonta ganti cowok,entah sudah berapa ratus kali (yang ini terlalu berlebihan).

Tapi kebanyakan cowoknya memang dari sekolah lain,mungkin yang jadi korbannya adalah para cowok yang belum terbuka mata hatinya.
,
"Woi Tin, malah bengong kaya ayam ompong. Nih minta tanda tangannya donk, cuma kamu yang belum tanda tangan" ,ucapnya sambil menyerahkan spidol warnah merah dan membusungkan dadanya.

~
"Di mana,di sini " ,tanyaku bengong sambil menunjuk dada kirinya yang membusung padat.

"Iyalah, tinggal di situ yang agak kosong gak ada coretan" ,jawabnya.

""Kosong apanya, penuh gini, over capacity malahan,mana seragamnya ketat banget lagi"" ,batinku dalam hati
"Ya wis ,cepet" ,ujarnya tidak sabar.

"iya iya ,sabar ,cah kok bawel amat " ,jawabku sambil membuka tutup spidol dan menempelkannya ke saku seragamnya bergambar logo OSIS yang beralaskan daging lembut kenyal dan besar itu dan memberikan sebuah coretan abstrak, tanpa sadar tanganku pun gemetaran di buatnya.

,
"Duh ini bocah,suruh tanda tangan ke seragam aja gemeteran kaya gini" ,katanya sambil ketawa.

"Nih, tak kasih lebih" ,ucapnya sambil membusungkan dadanya lebih kedepan, tak pelak tanganku pun semakin menekan daging kenyal itu.
,
"Strez kowe ya,ni udah" ,jawabku kaget, sambil menyerahkan spidolnya kembali, dasar cewek generasi SGM (Sinting Gila Miring)
"Ha ha ha ha" ,tawanya.

Ku akui ini baru pertama kalinya aku merasakan payudara seorang gadis walau dari balik seragam.
,
Gadis ya bukan perempuan, kalau perempuan ya pernah punya Ibuku dulu, pas lagi netek pas bayi, itupun dah lupa rasanya.
~
Karena jujur seumur hidup pacaran saja saya belum pernah.
Bukannya aku Maho atau Hohoba seperti yang sering teman-teman kelasku candakan.
,
Tapi mungkin bisa saja cewek-cewek di sini malu pacaran sama saya karena nama mereka terdengar lebih gentle dan macho daripada namaku.
Martini .oh mengapa, mengapaaaaaa.........
mengapaaaaaa..........namaku Martini........

~
Pernah ku tanyakan pada Bapakku saat aku SMP dulu,kenapa namaku Martini ,tapi jawabnya cuma enteng,
"Suatu saat nanti kau akan paham anakku" ,jawabnya sambil tersenyum

"Asem tenan kowe pak" ,batinku tidak puas dengan jawabannya
,

Walau sebenernya aku ganteng,(oke oke kalau kalian g suka saya sebut diri saya ganteng).Tapi yah gak jelek jelek amatlah.

Kalau sama Narji atau pakde Tukul saya yakin saya lebih ganteng dari mereka.
~
Tubuhku juga lumayan tinggi, walau tak setinggi petr Crouch atau sekekar Brad Pitt.

Tapi buat apa semua itu kalau tampang macho dan tubuh kekar tapi namaku tetap Martini seperti merk minuman.
~
Kenapa bapak atau ibu tidak memberiku nama yang lebih men-ly ,misalnya Sobri, atau Abdullah atau Alex ,Bram atau siapa saja asal tidak Martini.
~
Kadang aku iri pada teman-temanku yang mempunyai nama keren keren dan modern macam Andi,Angga,Reditya, dan siapa sajalah
~
Dan gara-gara namaku ini aku jadi tidak PeDe dan rentan Galau, karena teman-teman sekolah memanggilku Tince.
~
"Tince ikut konvoi yuk, aku gak bawa motor ni, jadi aku mbonceng kamu ya" ,ajak Yanti menyadarkanku dari shock ku setelah peristiwa tanda tangan biadab tadi.

"Gak lah, aku gak ikut, capek.Mau pulang ngabarin ibu" , tolakku
"Weh awas gak mau ikut,tak jotosi kowe (tak hajar kamu)" ,ancamnya sambil mengepalkan tinjunya ke depan mukaku seolah olah dia ini Chris John.
,
"Wuiz ,cantik cantik preman tukang pukul" ,jawabku sekenanya
"Dah,Tin ayo ikut aja daripada mukamu nanti bonyok semua",
Anto ikut memanas manasi suasana.
,
"Ya dah lah, tapi kamu ya yang ngisiin bensin" ,akhirnya aku menyerah daripada muka bengep.

"Oke tenang aja kalau sama mbaknya, kalau perlu nanti kamu juga tak beliin bensin sekalian buat to minum kalau haus" ,jawab Yanti sambil menepuk dadanya yang seperti meletus.

"Y udah, ayo berangkat tu anak anak dah mau berangkat, aku tak telfon Melda dulu, mau mbonceng aku tadi dia katanya" ,kata Anto sambil mengeluarkan hp nya yang besarnya segede pukulan kenthongan,
tapi yang mau di telpon malah datang duluan.
~
"Woi Anto geblek,di tunggu dari tadi sampai lumutan gini malah ngumpul ngumpul di sini" ,seru Melda gadis cantik dengan bedaknya menyaingi cat tembok sekolahan, cemberut sambil memukul lengan Anto dan membersihkan lumut-lumut yang menempel di tubuhnya.
,
"Haha,sory sory, lagi cari teman ini, ini aja Tince susah banget ngajaknya kalau gak Yanti yang ngajak" ,jawab Anto sambil cengengesan.
,
"Loh, tumben mbak Tini mau ikut ,biasanya pulang sekolah langsung pulang minta kelon ibu.hehehe" ,Melda mengejek.
,
"Mbak Tini,mbak Tini gundhulmu kuwi, Aku kalau g dipaksa preman pasar ini juga g mau ikut" ,jawabku sambil melirik Yanti.

Yang kulirik pun ganti melirikku dengan tatapan ingin membunuh sambil memperlihatkan kedua taringnya.

Segera aku membuang muka daripada terjadi hal hal mengerikan kepadaku.
~
Tak berapa lama kami sudah turun kejalan, suara mesin puluhan motor yang di geber geber terdengar memekakkan telinga di tambah yel yel gak jelas dari muka muka tidak jelas yang bercelonah celoneh warna warni cat semakin menambah ramainya suasana jalanan di siang itu.
~
Tapi jujur aku malah tidak konsentrasi dengan aksi turun ke jalan ini, jantungku berdegup semakin keras, dada Yanti yang membusung besar terasa menempel dan semakin menekan punggungku seakan membangkitkan percikan percikan proton dan elektron yang mulai menyebar ke seluruh badan.
~
Teriakan teriakan yel yel dari mulut Yanti di dekat telingaku seperti sudah tak terdengar lagi karena pikiranku sudah terbang ke awang awang entah ke mana.....,pikiranku terban....? Di jalan raya ???
~
"Diiiinnnn...." lengkingan klakson sebuah mobil dari arah depan seperti melemparkanku kembali ke bumi, geragapan ku banting stang motor ke kiri.

"Waaaaaaaaa........." ,teriak Yanti kaget
Ngueeeng...Wuzzz....., hampir saja hari bahagia ini jadi hari berduka.
,
Ternyata tanpa ku sadari motor yang ku kendarai semakin bergeser semakin ke kanan,karena aku hilang konsentrasi saat mengemudi.

Hampir saja anak orang ku ajak mati.
~
"Sontoloyo...,gimana seh kamu.Kalau mau mati ,mati aja sendiri jangan ngajak ajak orang" ,semprotnya sambil menoyor kepalaku.
,
"Maaf maaf.....,habis....." ,jawabku tak ku teruskan.

"Habis..habis..apa, habis kamu bego, nyetir motor aja g bisa" ,tambahnya ketus.

"haha, ketauan nglamun mikirin jorok. Mboncengin tuan putri sih" ejek Udin yang berkendara di sampingku.
~
Tak berapa lama rombongan konvoi itu pun mulai berkurang sedikit demi sedikit.ada yang pergi dengan pacar masing-masing ada pula yang punya acara sendiri, jadi tinggal beberapa motor saja yang tersisa.

Tak terasa mendung mulai menggelayut memayungi kota.
Awan hitam mulai berarak mengumpul menandakan sebentar lagi hujan akan turun..Sesekali rintik tetesan air mulai jatuh dari langit.
~
"Eh,Tin mulai gerimis ni.anterin aku pulang dulu ya" ,pinta Yanti padaku.

"Iya deh.ngrepotin aja" ,jawabku pelan.

"Ngomong apa tadi" ,

"Ah,enggak kok. iya ku anterin nyonya" ,lebih baik diam daripada lebam.
,
Selang beberapa saat kemudian kami sudah sampai di halaman rumah Yanti, tapi sial di saat bersamaan hujan pun turun dengan derasnya.

"Duh,damput tenan.Malah ujan,gimana ni mana deres lagi" ,keluhku.

"Dah,neduh dulu sini, masuk, lhoh kok di kunci y pintunya.Bapak sama ibu kemana ni" ,kata Yanti sambil mengambil telepon genggam dari tasnya, lantas tampak menelfon seseorang.
,
Sesaat kemudian setelah memasukkan kembali telefon genggamnya ke dalam tas,tampak Yanti mengambil sesuatu dari bawah pot kecil yang terletak di teras rumah.
~
"Duh,bapak sama ibu lagi undangan ke kota sebelah" ,ujar Yanti sambil membuka pintu.

"Lha terus gimana, Aku pulang aja ya" ,

"Dih, jangan rang masih ujan deras gitu, lagian aku juga gak ada teman, dah temanin aku dulu" ,ajaknya sambil menarik tanganku masuk ke dalam.
,
"Dah duduk dulu, tunggu hujan reda, aku tak mandi sambil ganti baju dulu,l engket ni badan tadi panas panasan." ,sambil berlalu masuk ke dalam.
~
Sekilas ku amati rumah ini,rumah Joglo besar khas Jawa dengan sofa besar di ruang tamunya,berbagai lukisan terpajang indah menggantung di dinding.Lantai bersih dan beberapa hiasan pajangan bernilai artistik tinggi.
Jauh sekali kalau di bandingkan sama rumahku yang reyot.
= = = = = = = = = = = = = = = = = = =

Tak berapa lama Yanti keluar dari kamarnya, bajunya sudah berganti dengan kaos oblong longgar berwarna putih ,di padu dengan celana pendek sepaha membuatnya nampak lebih sexy dan dengan sukses membuat "adik kecil"ku perlahan tapi pasti menggeliat terbangun dari tidurnya yang nyenyak.
,
"Hoi, bengong aja, kaya ngliat setan aja lu" ,hardiknya menyadarkanku.
"Eh eh anu, hehe bukan setan tapi bidadari" ,kilahku spontan
Nampak rona merah bersemu di pipinya.

"Huuu....,gombalan amatir.Y udah tak buatin teh anget dulu ya" ,kembali ia berjalan ke arah dapur, akupun hanya bisa menatap liukan pantatnya megal-megol saat melangkah yang kembali membuat nafasku sesak.Oksigen mana oksigen
= = = = = = = = = = = = = = = = = = =

Tak lama berselang Yanti kembali keluar dengan dua buah cangkir di tangannya.
,
"Ni diminum dulu tehnya" ,sambil menyodorkan satu cangkir berisi teh hangat padaku,

"Makasih Yan" ,kuhirup dan ku teguk pelan teh hangat dari cangkir yang kupegang.

Tak lama Yanti ikut duduk di sampingku, mulus kulit lengannya bergesekan dengan kulit tanganku.
,
Semakin tak karuan rasanya detak jantungku.
"Eh Tin tak perhatikan dari dulu kamu gak pernah nggandeng cewek, emang kamu gak pernah pacaran ya, atau jangan-jangan kamu maho ya, hayo ngaku, haha" ,Yanti mulai membuka obrolan ,obrolan yang gak enak.

,
"Enak aja kowe ngomong, biar g pernah punya pacar, tapi saya masih normal yo" ,sanggahku sambil kembali meminum air di cangkir sampai tetes terakhir, jujur aku grogi duduk sama cewek sedekat ini, apalagi hanya berdua di tengah derasnya hujan yang turun.
,
"Menurutku kamu lumayan cakep lho, apalagi ini jenggotmu udah kaya jenggot kambing bapak aja,haha" ,godanya sambil menarik pelan jenggotku yang numbuhnya jarang jarang
"Asem kowe, muji apo ngenyek (menghina)" ,
,
" haha,kalau belum pernah pacaran berarti belum pernah nyium cewek donk, wes jan melas men urepmu (kasian banget hidupmu) ,hihihi" ,terusnya sambil cekikikan mirip tawa suzanna di film malam jumat kliwon
"Weh, kata siapa aku gak pernah nyium cewek. itu ibuku kan juga cewek" ,jawabku sekenanya.

"Maksudku bukan ibu, tapi cewek seumuran,dodol" ,

"Ah mbuh lah (g tau lah), mungkin karena aku jelek, miskin atau karena terlalu keren, hehe" ,

"lagipula...." ,lanjutku.

"apa...?" ,tanyanya.

"aku belum kepikiran pacaran,kalau belum bisa membahagiakan orang tuaku" ,jawabku sambil menatap derasnya air yang berebut turun dari langit,riuh dan....entahlah.

"Haha...kamu unik Tin,aneh tapi unik"

"maksudmu ?" tanyaku

"Ah gak, udah jangan dipikirin"

"makin lama makin dingin ya" ,ucapnya sambil lebih menggeser duduknya lebih merapat ke tubuhku.

"Kamu dingin ra Tin?" tanyanya sambil menatapku, tatapan yang berbeda, tatapan yang aku tak tahu artinya apa.

"Iya dingin," ,jawabku pendek sambil pura pura menggosok gosok lenganku dengan telapak tangan.

~
Entah hanya perasaanku atau memang demikian adanya aku merasa nafas Yanti pun semakin tidak beraturan, naik turun dengan cepat.
"Tin " ,panggilnya

"Apa ?" jawabku

"Bener kamu belum pernah nyium cewek " ,tanyanya lagi
"Iya,mang napa sih,penting apa" ,tanyaku balik

"Kamu pengen nyium cewek" ,imbuhnya
DEG......
~
"Mak...mak...maksudmu?" ,aku belum paham apa yang dia mau,
Tiba tiba Yanti mendekatkan wajahnya ke wajahku,dan tanpa ku duga duga Yanti mengecup bibirku ,Cuup....
,
"Gimana, sekarang udah pernah kan ciuman sama cewek" ,tanyanya sambil tersenyum kecil,manis sekali senyum simpul di wajah yang sedang sayu seperti itu, tak terlihat wajah galaknya seperti yang biasa kulihat.
,
"i..i..iya" ,jawabku tergagap
"Mau lagi?" ,kembali ia bertanya yang tak tau harus ku jawab apa
"Hah...??emm...emm" ,aku tak tau harus menjawab apa
"Udah gak usah malu malu" ,setelah menyelesaikan ucapannya Yanti kembali mengecup bibirku.
~
Kali ini dia lebih lama mengecup bibirku,bahkan ku rasakan lidahnya mulai menerobos dan mencari seakan mengajak lidahku untuk bergumul.
Ku balas ciumannya dengan ikut memainkan lidahku beradu dengan lidahnya.
Dingin udara malah membuat tubuh kami semakin panas.
,
Ciuman Yanti semakin liar membelit dan seakan ingin terus mengajak lidahku bergumul dengan lidahnya yang lembut.
Jantungku semakin berdegup kencang, jujur saja aku tidak tau apa yang harus kulakukan selanjutnya, tapi belum sempat aku berfikir, Yanti meraih tanganku dan meletakkannya di atas dadanya yang membusung menantang.
~
Tangannya membimbing tanganku untuk meremas remas payudara kirinya.
Baru kali ini kurasakan langsung dengan telapak tanganku kenyalnya payudara seorang gadis, apalagi gadis seperti Yanti yang lagi mekar mekarnya dengan payudara yang sedang ranum ranumnya.
~
"Ssshhh.....terus Tin, remas lebih keras" ,desahnya pelan ke arah telingaku
Tangannyapun mulai merambat ke arah kemaluanku,di usap usapnya batang kawinku yang sudah tegak sempurna ini dari luar celana.
~
Sejenak kemudian Yanti melepaskan ciumannya dari mulutku, lalu melepaskan kaos oblongnya serta celana kolornya dan meletakkannya di sofa.
Seakan tak percaya dengan yang kulihat di depan mata,pemandangan di depanku benar benar tak bisa ku ungkapkan dengan kata.
~
Tubuh Yanti begitu sempurna.Tubuh rampingnya dengan kedua payudara yang membusung padat yang masih bersembunyi di balik bra hitam serta Vaginanya yang masih tertutup celana dalam tipis membuatku beberapa kali menelan ludah.
,
"Buka juga bajumu Tin " ,pelan suaranya menyadarkanku dari ketidak percayaan.
Satu demi satu ku buka kancing seragam putih yang ku kenakan,setelah seragamku lepas seolah tak sabar Yanti lantas membuka ikat pinggangku melepas kaitan kancing celana dan kemudian menariknya turun dan setelah lepas dilemparkanya begitu saja celanaku ke lantai.
~
Jadilah kini tubuhku hanya tertutup CD merah yang seakan sudah kewalahan menutupi adik kecilku karena di bawah sana penisku sudah tegak menantang dan mengintip malu malu dari balik sarangnya.
~
Kembali kami berciuman dengan ganas, saling belit saling bertukar ludah, saling menghisap lidah.
Sambil berciuman tangan Yanti bergerak ke arah punggunya dan tak lama kemudian bra hitam itu sudah lepas dan di campakkan begitu saja kelantai.
,
Seakan kembali terhipnotis dengan apa yang terpampang di depan mataku kini. Payudara bulat dengan puting merah muda itu seakan memanggil-manggil untuk segera di lumat.
,
Tapi apa dayaku jangankan memulai, melihat payudara seorang gadis pun ini pertama kalinya untukku.
"Kenapa malah bengong, sini pegang" ,seperti tau yang kupikirkan kembali yanti membimbing tanganku untuk kembali menjamah dan meremas payudaranya yang besar.
~
Kali ini kedua tanganku meremas kedua susunya, sambil sesekali ku pilin dan kumainkan putingnya yang mulai mengeras.
"sshh....nah gitu,enak Tin," desahnya
Tangankupun semakin keras meremas benda lunak yang kini ada di genggamanku
Seolah aku ini anak kecil yang sedang memainkan balon di tangannya
"hisap Tin" ,ucapnya sembari menyodorkan payudara kirinya ke depan wajahku
Tanpa menunggu lama ku lumat daging kenyal di depanku itu, kujilati pentilnya yang mengacung tegak dan sesekali ku gigit pelan yang tak ayal membuatnya semakin menggelinjang.
,
"ahh...enak Tin,terus lebih kuat lagi,ayo Tin isap lagi" ,desahnya semakin menjadi, sementara di luar sana belum terlihat tanda tanda hujan akan reda, dan seakan semakin deras, menambah panas suasana di sofa ruang tamu keluarga Yanti siang itu.
~
Aku beralih ke payudara kanannya, ku hisap dengan kuat sambil tangan kananku meremas remas dan memainkan puting di payudara satunya.
"sshh...hah...ah..." ,desah Yanti sambil tangannya tak mau kalah menelusup masuk ke celana dalamku mencari dan kemudian menggenggam batang penisku yang tegak sempurna.
,
Di remas-remas lembut dan di urut pelan naik turun.
Ah tak bisa ku ungkapkan rasa yang saat itu kurasakan,
"heff...." ,ingin rasanya aku ikut mendesah tapi mulutku masih tersumpal dengan daging kenyal yang memenuhi mulutku.Tanganku pun semakin keras meremas remas membuat nafasnya terdengar naik turun semakin cepat.
~
"Udah Tin" ,ucap Yanti pelan dan kembali melumat bibirku,kembali kusambut bibir Yanti dengan tak kalah liar.
Insting laki-lakiku perlahan bergerak secara naluriah.
Perlahan ku usap kewanitaannya yang masih tertutup CD itu dari luar.
,
"hmmmfff..." ,desahnya tertahan karena mulutnya masih beradu dengan mulutku.
Tak lama kemudian Yanti kembali melepaskan ciumannya dan beralih menciumi leherku.di hujaninya leherku dengan kecupan kecupan hangat penuh nafsu yang perlahan merambat turun ke arah dadaku.
~
Kecupan hangatnya menyentuh dan menjelajahi area putingku,di jilatinya puting kanan dan kiriku secara bergantian sambil sesekali dihisapnya ,membuatku menahan geli bercampur nikmat yang menjadi satu menggempur tubuhku.
,
Lambat laun ciumannya terus merambat turun mengecupi area perutku dan terus turun sampai di area kejantananku yang masih tertutupi kain segitiga yang masih menjadi satu-satunya penutup yang masih melekat di tubuhku.di ciuminya penisku dari luar cd yang masih menjadi penghalang antara adik kecilku dan bibirnya.
,
Perlahan ditariknya celana dalamku hingga kini kejantananku yang sudah tegak sempurna mengacung tepat di depan wajahnya.di loloskannya celana dalamku lalu dilemparkanya begitu saja kelantai.
Kembali ia menatap penisku yang telah keras menantang dan memperlihatkan otot ototnya.
,
"Besar juga Tin punyamu" ,ucapnya memuji kejantanan ku sambil dengan cepat menggenggam mantap batang kemaluanku dan mengocoknya pelan naik turun.
Aku pun hanya diam pasrah menerima semua kenikmatan ini,dan tak tau lagi apa yang akan di lakukan Yanti selanjutnya.kuperhatikan Yanti masih mengurut urut kemaluanku sambil sesekali kulihat mulutnya seperti menelan ludah
~
Perlahan Yanti mulai mengecup kepala penisku dan memakai ujung lidahnya untuk menggelitiki ujung kemaluanku
Perlahan lidahnya turun menjalari dan menjilati permukaan benda yang tegak menantang itu, sambil sesekali kugesekkan penisku pada wajahnya yang cantik, kini penisku sudah basah kuyup oleh air liurnya.
,
Bibirnya lalu turun lagi ke
pangkal pahaku, buah pelirku dijilati dan dimasukan biji pelirku kemulutnya sampai kini seluruh kemaluanku telah basah seluruhnya.
,
Beberapa saat kemudian mulutnya naik lagi dan mulai memasukkan batang kontolku yang sudah sangat keras ke mulutnya.
Diemutnya perlahan batang penisku dan tangan kanannya
terus memainkan biji pelirku.
"Aaa..ahhh..geli Yan ,uuuhhh !"
desahku bergetar tak tahan, merem-melek aku dibuatnya saat penisku dimain-mainkan di dalam mulutnya.
,
Dihisapnya makin keras kontolku sehingga
memberikanku kehangatan sekaligus sensasi luar biasa di dinginnya cuaca seperti ini.
Diemutnya penisku semakin keras dan liar dalam mulutnya, sampai saat Yanti melepaskan penisku dari dalam mulutnya.
~
Perlahan Yanti mulai merambat menaiki tubuhku sambil melepas celana dalamnya, satu-satunya kain yang masih menempel pada tubuhnya dan kembali di lemparkan saja cd itu kelantai.
Kulihat vaginanya begitu menggoda dengan bulu-bulu yang di cukur rapi dan terlihat menggiurkan.Wajahnya kini berhadapan dengan wajahku,kulihat wajahnya begitu sayu dan bibirnya merekah indah.
~
Nafas kami sudah demikian
memburu sehingga hembusannya terasa pada wajah kami masing-
masing.
Mulutnya kembali merambat ke bawah menciumi leherku dan terus ke dadaku, menciumi puting susuku, dan tak lama kemudian naik lagi dan kini kami kembali berciuman panas.
,
Tanganya kembali menggenggam batang penisku, di kocok-kocoknya dengan lembut kemudian perlahan mulai digesek gesekkannya ujung penisku pada pintu vaginanya yang sudah basah.
"ahh...shh...ahh...." ,desahnya saat benda tumpulku ini bergesekan dengan liang kewanitaannya.
,
Pelan-pelan diturunkannya
pinggulnya yang sudah mengangkang diatasku dan blesh...., akhirnya kejantananku melesat masuk seluruhnya ke dalam vaginanya.
Amblaslah batang penisku di telan vagina tembemnya yang merekah.
,
"Oh hilang sudah, melayang sudah keperjakaanku di hari laknat yang teramat nikmat ini.Oh bunuh aku dengan kenikmatan ini" ,pikiranku melayang tak tentu merasakan persetubuhan pertamaku itu.
~
Yanti mendesah panjang, begitupun aku,mengerang nikmat merasakan jepitan dinding vaginanya yang dengan tegannya merenggut keperjakaan seorang pemuda lugu tak berdosa ini.
~
Kemudian Yanti mulai menggoyangkan pinggulnya perlahan, naik turun perlahan sambil terkadang diselingi gerakan memutar, membuat kejantananku teremas menimbulkan rasa nikmat yang teramat sangat.
"Enak Tin ?,ssshhh..... !" tanyanya lirih
"Iya Ti,.oohh...enak.ughh,ahh... !" ,jawabku sambil mendesah nikmat
Semakin lama Yanti menaik turunkan pinggulnya semakin cepat.
Payudaranya pun ikut bergoyang-goyang seirama liukan badannya.
"Remas susuku Tin ,ohhh !" pintanya perlahan sambil menaruh tangan kiriku ke payudaranya,akhirnya kuremas remas kedua payudara indah indah itu dengan kedua tanganku semakin keras, sambil kumainkan putingnya.
~
Goyangan badannya makin liar sampai kepala penis ku semakin merangsek masuk lebih dalam ke dalam liang kawinnya yang semakin licin.
Keringat pun bercucuran
pada tubuh dan wajah kami meskipun di luar hujan dengan derasnya masih mengguyur, tapi seakan tidak berefek pada tubuh kami yang kepanasan karena terbakar birahi.
~
Tak lama kemudian goyangan badan Yanti bertambah kencang, membuat desahan kami semakin keras bersahut sahutan.
Sambil terus menggenjot penisku, Yanti menundukan kepalannya melumat bibirku, dilumatnya bibirku dengan kesetanan dan ketika tubuhnya mengejang karena orgasme yang mulai melanda, yang terdengar hanya erangan tertahan.
~
Yanti menekankan vaginanya lebih keras hingga penisku itu kini tertancap maksimal tertanam di kemaluannya yang hangat, sambil mulutnya megap megap mendesah tak jelas karena mulutnya sedang beradu dengan mulutku.
,
Ciuman kami semakin bertambah panas kini Yanti menghisap lidahnku dengan kuat sambil kupeluk tubuhnya makin erat.
~
Akhirnya tubuhnya melemas
di atas pangkuanku dengan penisku masih menancap di vaginanya.
Setelah sejenak bernafas, Yanti bangkit berdiri dari pangkuanku.
"Tin kita ganti gaya yah !"
katanya sambil bangkit dan tangannya bertumpu pada bahu dan menunggingkan pinggulnya seakan menantangku memperlihatkan vaginanya yang merah dengan bulu-bulunya yang tercukur rapi.
~
Seperti mengikuti insting binatangku, aku beranjak berdiri.
Mulai memposisikan dan kutempelkan penisku pada bukit kemaluannya yang becek.
Dengan perlahan ku benamkan
penisku sedikit demi sedikit menembus memeknya.
"Ooohh....Tin ,enak banget. !" erangnya merintih.
,
Ronde dua pun dimulai,ku entot tubuhnya dalam posisi doggy. Sambil menggenjot, tanganku meremasi payudaranya yang
bergelayutan menggantung indah ke kanan kiri dengan lembut.
,
Digoyangkannya tubuhnya berlawanan arah dengan genjotan penisku sehingga
sodokan kejantananku terbenam semakin dalam.
Lima belas menit kemudian, tubuhnya kembali mengejang.
"Ohh...Tin aku dapet lagi" ,desahnya dengan tubuh bergetar.
Yanti mendapatkan orgasmenya yang ke dua kali.
~
Masih terus kugenjot memeknya dengan semakin cepat, bagai piston motor Valentino Rossi yang sedang ngebut di atas lintasan sampai tak lama kemudian penisku juga mulai berkedut-kedut, ingin memuntahkan isinya.
Dan tak lama kemudian aku menyusul ke puncak kenikmatan dengan menyemburkan spermaku yang kental ke vaginanya.
~
"Oouuughh, Yan aku juga keluar" aku pun melenguh panjang mengakhiri percumbuan ini.
Kuraih kepalanya dan kami kembali berciuman panas menikmati sisa kenikmatan sampai akhirnya terkulai lemas.
,
Kucabut penisku dari liang Vaginanya dan langsung ku bersihkan dengan tissue yang ada di meja depan sofa.
~
Yanti kembali memunguti pakaian pakaiannya yang berceceran di sofa dan lantai lalu berlalu begitu saja meninggalkanku ke dalam toilet yg letaknya tak jauh dari tempat kami.
Sementara Yanti di dalam kamar mandi akupun kembali memakai pakaian seragamku yang sudah bertebaran ke mana-mana.
~
Sampai tak lama kemudian Yanti keluar dari kamar mandi dengan sudah berpakaian lengkap, di saat aku sedang mengencangkan ikat pinggangku.
Sementara di luar hujan sudah mulai reda, tinggal rintik gerimis yang semakin memudar dan hilang.
"Eh Tin sini kamu" ,panggilnya kepadaku
Akupun mendekat dengan harapan akan mendapat sesuatu yang menyenangkan lagi, tapi ternyata salah
"Eh Tince ,ini cuma antara aku dan kamu ya, awas saja kalau sampai orang lain yang tau.Tak potong itumu " ,ancamnya dengan wajah yang kembali menampakkan wajah bengisnya sambil menunjuk ke aras adik kecilku yang sudah kembali terlelap tidur dalam sarangnya.
~
"i..i..iya, aku janji" ,jawabku tergagap membayangkan si Joni termutilasi, sangat mengerikan.
"Ya udah, kalau udah ngerti" ,ucapnya kembali mengintimidasi
"Iya...janji deh, ya udah ya Yan aku tak pulang dulu, kan hujannya juga udah reda" ,pamitku padanya .Entah kenapa tempat ini jadi tidak semenyenangkan tadi.
"Ya udah hati-hati di jalan" ,jawabnya
= = = = = = = = = = = = = = = = = = =
Aku melangkahkan kaki keluar rumah, menstater motorku dan mulai meninggalkan rumah itu.
Yanti mengantarkanku sampai pintu.
Ku tolehkan wajahku ke arah Yanti dan kulihat wajahnya tersenyum padaku, manis, manis sekali.
Dan sesaat kemudian ku geber motorku pulang.
~
Dasar perempuan aneh, pake mengataiku aneh padahal dirinya sendiri juga aneh, kadang manis kadang mengerikan.
Ah walau bagaimana juga tadi benar-benar pengalaman yang luar biasa untukku.
Terima kasih Yanti
Ku percepat laju motorku dengan hati berbunga-bunga menembus beceknya jalanan setelah diguyur hujan, ingin segera kusampaikan kabar kelulusanku pada Bapak-Ibuku yang sempat tertunda hanya gara-gara "Kenikmatan".
= = = = = = = = = = = = = = = = = = =
Sudah satu bulan semenjak hari kelulusan sekolahku,masih aja aku belum bekerja.Ku kirim lamaran ke sana kemari tapi percuma tak ada panggilan datang.
"huh,cari kerja memang susah" ,pikirku
Apalagi di kota kecil seperti ini,mungkin aku harus mengambil langkah,Aku ingin mengadu nasib ke ibu kota.
Kata orang di sana adalah gudang uang,"Wow...benarkah" ,ingin kubuktikan kebenaran perkataan orang-orang itu.
Sudah ku putuskan Aku akan ke Jakarta.
.
Malamnya aku menyampaikan maksudku itu pada kedua orang tua ku.Awalnya ibuku melarangku karena khawatir dan sulit berpisah dengan anak tampannya ini.
,
Tapi setelah kuyakinkan dan kukatakan bahwa tekadku ini sudah bulat dan tak bisa di halangi lagi, akhirnya ibuku rela juga untuk melepas anaknya ini merantau ke Ibu kota.
"Ya udah kalau itu memang maumu, hati-hati le di kota orang, jangan sembrono dan jaga kesehatan" ,pesan Ibuku
,
"Iya bu, akan ku ingat pesan ibu, lagipula aku ingin hidup mandiri tidak bergantung pada Bapak dan Ibu terus ,Mar pengen membahagiakan Bapak Ibu " ,jawabku
~
Pelan mulai merembes air mata dari ke dua mata ibuku,di sekanya air matanya dan memelukku erat.
,
Genangan air mata ibuku kini sudah sampai lutut dan mulai meninggi sampai ke dada orang dewasa, kulihat Bapak sudah menyelamatkan diri di atas sekoci (STOP ,STOP BERCANDANYA ,SERIUS !!!, INI LAGI MOMENT SEDIH. BIAR PEMBACA DAPAT FELL-nya.Oke kembali ke KTP.....)
~
"Uwis to bu,namanya juga anak laki-laki ,biarkan dia mencari jalannya.Lagipula bapak yakin Martini akan menjadi orang sukses di jakarta sana" ,ucap Bapak meyakinkanku memberikan semangat
"Iya, Pak .minta doanya aja" ,sambungku
"Bapak doakan yang terbaik buat kamu, ya sudah Bapak nanti akan menghubungi Pakde Jaya, mudah-mudahan aja bisa.Kalau bisa kan nanti sementara kamu bisa numpang dulu di rumahnya kalau kamu belum dapat kerja.Kalau udah dapat kerja nanti ya cepat pindah biar gak kelamaan ngrepotin orang,ya sudah sekarang kamu tidur biar besok gak pusing" ,nasehat bapakku
~
"Iya pak" ,jawabku sambil melangkahkan kaki ke kamar
~
Di kamar aku mulai menyiapkan pakaian-pakaian yang akan ku bawa nanti ke dalam tas, tidak lupa surat-surat penting seperti Ijazah dan daftar nilai akhir ikut kumasukkan ke dalam tas ku yang buluk.
,
Setelah semua beres, ku baringkan badanku ke tempat tidur.Sementara di luar Bapak dan Ibu ku dengar masih berbincang-bincang, entah membicarakan apa.
Pikiran ku menerawang tentang bagaimana & apa yang akan ku kerjakan nanti di Jakarta.ah bodo amatlah, yang penting aku akan memulai langkahku dulu
,
Sampai tak terasa mataku terpejam dan tertidur dengan nyenyak.
= = = = = = = = = = = = = = = = = = =
Kukuruyuuukkkk................., kokok Ayam jantan membangunkan semua makhluk di bumi yang masih tertidur.
Hari ini adalah hari besarku ,akan kutinggalkan kampung halamanku ini dan Aku berjanji akan kembali lagi ke kampung ini sebagai orang sukses.
Pagi-pagi sekali bapak sudah menjual bandot kambing kesayanganku ke pasar untuk ongkos aku ke jakarta.
Maafkan aku ndot,ratapku mengingat kambing mesumku yang suka mupeng dan ngaceng tak jelas saat ada kambing betina montok dan semok di hadapannya, mudah-mudahan kita akan bertemu lagi di lain hari
~
Tak terasa matahari sudah tinggi, semua persiapanku pun sudah siap.
"Mar ,tadi Bapak udah telpon Pakde Tono, dia setuju kamu numpang dulu di rumahnya sementara kamu belum dapat kerja.
,
Tapi ingat nanti di sana kamu jangan malas, bantu-bantu Pakdemu dan kalau sudah dapat kerja cari kontrakan yang murah biar gak ngrepotin Pakdemu terus.Besok pagi Pakde akan njemput kamu di terminal Rawamangun" ,kata Bapakku
"Iya pak.Yaudah Mar pamit dulu pak bu, doakan Mar bisa sukses di perantauan" ,pamitku pada Bapak Ibu, sementara aku mulai menyiapkan tasku menentengnya di punggung dan berjalan menghampiri ibuku lalu memeluknya.
,
"Jaga kesehatan bu" ,ucapku "Kamu juga Mar" ,Kembali air matanya menetes melepas kepergianku
"Hati-hati nak, slalu ingat pesan ibu ,salam sama Pakde dan Bude ya" ,Ucap ibuku sambil melepaskan pelukannya dengan mata yang masih mengeluarkan air mata
"Mar ,gak akan lupa bu" ,jawabku sambil mencium tangan ibuku dan melangkahkan kaki ke luar, sementara di luar Bapak sudah menyiapkan motor untuk mengantarkanku ke terminal.
~
Aku menaiki motor membonceng Bapakku untuk di antar ke terminal.
Sambil melambaikan tangan ke ibuku yang juga melambaikan tangannya, motor yang dikendarai Bapak mulai merayap meninggalkan halaman rumah,menyusuri jalanan kampung ,sampai ke jalan raya hingga beberapa waktu kemudian tanpa terasa kami sudah sampai terminal.
~
Setelah membeli tiket dan bus siap berangkat,kembali aku pamitan pada Bapakku
"Pak ,Mar pamit pak, doain Mar selamat sampai tujuan" ,pamitku sambil mencium tangan Bapak
"Iya le, Bapak doain .Hati-hati ya di sana.Jakarta itu kejam dan keras" ,pesan Bapakku
Akupun segera naik ke atas bus,dan tak lama kemudian bus mulai bergerak, merayap, meninggalkan terminal, meninggalkan kota kelahiranku, mengantarkanku menuju mimpi dan cita-citaku.
~
Cukup bergalau-galau rianya, kembali ku kumpulkan semangat dan ku bulatkan tekadku, yang sempat memudar.Dan kuteriakkan dalam hatiku
Aku datang Jakarta......
= = = = = = = = = = = = = = = = = = =
Memasuki subuh Bus yang ku tumpangi sudah memasuki kota Jakarta.
Gedung-gedung tinggi pencakar langit menyambutku dengan gagah, seolah olah menantangku.
Tak lama berselang bus sudah memasuki terminal Rawamangun.
"Ojek mas ojek mas"
"Bajaj mas ,Bajaj mas"
"Mas Taxi?"
~
Riuh suara tukang ojeg dan bajaj menyambutku saat ku langkahkan kaki keluar pintu bus menawarkan jasa antar mengantar dengan kendaraannya.
Ramai suara mereka hanya kusambut dengan lambaian tangan seolah aku ini Artis yang sedang jumpa fans.
,
Tak lama kemudian seorang laki-laki paruh baya memanggilku
"Woi ,Mar" ,kutengok ke arah suara oh Pakde Tono rupanya sudah menungguku.
Pakde Tono sebenarnya bukanlah saudaraku, tapi waktu muda dulu dia adalah sahabat dekat Bapakku, beberapa tahun waktu yang lalu Istrinya meninggal karena kangker payudara.
,
Dan kudengar kini dia sudah menikah lagi dengan seorang janda beranak satu.
= = = = = = = = = = = = = = = = = = =
Setelah menanyakan kabar masing-masing dan kabar orang tuaku, kami segera meluncur dengan menggunakan mobil Avanza hitam membelah jalanan kota Jakarta yang masih terlihat lengang di pagi buta.
~
Tak berapa lama mobil berbelok ke area perumahan dan memasuki sebuah halaman rumah.
,
Rumah bercat hijau yang tampak asri dengan berbagai tanaman hias menghiasi sekelilingnya.
Di halaman tampak seorang wanita paruh baya sedang menyirami tanaman.
Kami turun dari mobil dan di sambut senyuman hangat wanita tadi.
~
"Bu ini Martini yang ku ceritakan tadi malam, buat sementara Mar mau numpang dulu di tempat kita.Mar ini Budemu Yana" ,ujar pakde saling memperkenalkan kita berdua.
"Mar bu" ,ucapku memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangan dan di sambut uluran tanganku dengan ramah.
"Masuk Mar, mandi dulu sana terus istirahat" ,ucapnya lembut mempersilahkanku masuk
"Iya Mar, udah sana mandi dulu terus istirahat, udah tas kamu biar nanti pakde yang bawa " ,Pakde menimpali
"Iya Pakde Bude, permisi" ,aku segera berpamitan berniat ke kamar mandi, karena jujur saja sejak masih di bus tadi aku sudah kebelet.
~
Tapi baru saja aku masuk melewati pintu, aku kembali lagi ke halaman menghampiri Pakdeku.
"Anu Pakde, saya gak tau kamar mandinya di mana" ,yang langsung di sambut tawa Pakde dan Bude.
"Haha, rang belum tau tempatnya kok sudah ngloyor aja.Ya udah ayo tak anterin" ,jawab Pakdeku, dan kemudian mengantarkanku ke toilet yang ada di dalam rumah.
~
Sampai di ruang tengah lewatlah seorang gadis berparas cantik yang sedang berjalan dari arah belakang menuju sebuah kamar
"Lis, kenalin dulu ini Martini" ,sapa pakdeku pada gadis tersebut mencoba mengenalkan aku
Yang disapa pun hanya berhenti sejenak,kemudian memandangku dengan dingin seperti memancarkan kebencian, sebelum akhirnya kembali melangkah dan berlalu masuk ke dalam kamar mengacuhkan sapaan Pakdeku
"Udah, jangan di pikirin.Lisa memang begitu anaknya.Itu kamar mandi kamu lurus saja terus belok kanan, taukan" ,ujar Pakdeku sambil menunjuk memberitahukan arah kamar mandi
~
"Iya tau Pakde, terima kasih" jawabku kemudian melangkah menuju arah yang di tunjukkan Pakde.
Tapi pikiranku masih kepikiran gadis tadi, cantik tapi kenapa dia seperti membenciku ? Ketemu aja belum pernah, kenapa dia sebenarnya...?
Lisa...ya namanya Lisa...